Ketika Mahluk Galaksi Hebohkan Jakarta
Foto: Adriandhy/deviantart.com |
Jakarta, akhir pekan di awal Mei 2014, geger diserbu para mahluk galaksi. Dua kubu, baik dan jahat, terlibat peperangan. Aidan, bocah Bumi berumur enam tahun, turut mengangkat senjatanya. Tak terlihat takut, bocah kelas enam SD itu menembaki sejumlah prajurit jahat yang dia temui. Atas kebaikannya membantu pasukan baik, Aidan mendapat stiker tanda jasa. Dia tampak senang dan berlari menuju ibunya.
Begitu sedikit cerita dari Star Wars Weekend
Jakarta 2014, pesta akbar para penggemar Star Wars di Indonesia. Digelar akhir
pekan lalu di mal Kuningan City, Jakarta Selatan, kegitan tersebut menghadirkan
semua hal tentang Star Wars, film fiksi ilmiah rekaan Hollywood. Mulai dari peragaan
kostum, pameran poster, pameran mainan dan pernak-pernik, dan lain-lain, ada di
sana.
Kisah bocah Aidan di atas terjadi di salah
satu pojok, di stan 501st (baca: five-o-first) Legion Indonesia. Dalam
kegitan tersebut, 501st Legion, komunitas kreator dan pencinta kostum Star
Wars, menyuguhkan permainan amal bertema “Blast A Trooper”. Dengan
membayar Rp 20 ribu, pengunjung bisa bersenang-senang menembaki para
Stormtrooper, yakni pasukan jahat dalam kisah Star Wars. Menurut panitia,
seluruh dana yang terumpul dari permainan amal tersebut akan disumbangkan kepada
Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo.
Serunya Star Wars Weekend terasa, bahkan
sebelum saya memasuki gerbang
arena kegiatan. Mendengar musik orkestra pengiringnya yang khas, atmosfer Star
Wars langsung mendominasi perasaan. Terlebih berjumpa dengan orang-orang
berkostum tokoh Star Wars, suasana kadang benar-benar terasa seperti berada di galaksi
ruang angkasa. Semua tampak begitu mirip, dari mulai Darth Veder, si pemimpin
pasukan jahat, hingga R2-D2, robot penyimpan pesan yang menggemaskan.
Rahmi, seorang ibu muda datang bersama putera-puterinya,
Haman (7) dan Raka (4). Sejak kecil, Rahmi mengaku menggemari film-film Star
Wars, bahkan berhasil menularkan kegemarannya itu pada anak-anaknya. Haman,
anak tertuanya, kata dia, begitu menyukai Star Wars, bahkan masih sering
menonton film-filmnya berulang-ulang. “Filmnya menurut saya, sih,
edukatif, aman lah buat ditonton anak-anak,” ujar Rahmi.
Rahmi yang seorang desain grafis kali itu sengaja
membuatkan jubah kaum Jawa (mahluk-mahluk mungil penghuni planet Tatooine)
untuk kedua anaknya. Haman tampak asik memain-mainkan lightsaber, pedang
bersinar milik para tokoh jagoan dalam Star Wars. Sementra adiknya, Raka,
terlihat senang bermain di kolam lego.
Menikmati meriahnya Star Wars Weekend rasanya
tak cukup hanya dengan satu atau dua jam, terlebih bagi mereka para pehobi Star
Wars. Berbagai pertunjukan ditampilkan di panggung yang desain khusus bergaya
luar angkasa, dari mulai atraksi lightsaber, hingga parade kostum tokoh-tokoh
Star Wars.
Riza Satyagraha, salah seorang inisiator
kegiatan, menjelaskan, Star Wars Weekend diselenggarakan sebagai perayaan
Star Wars Day yang jatuh setiap tanggal 4 Mei. Pada tanggal tersebut, menurut
Riza, penggemar Star Wars di seluruh dunia akan menyelenggarakan berbagai
kegiatan seputar Star Wars. “Kegiatan ini bertujuan mempopulerkan Star Wars di
Indonesia, selebihnya menjadi tempat berbagi sesama penggemar Star Wars,” ujar
Riza, yang juga pegiat Order 66, kominitas penggemar Star Wars terbesar di
Indonesia.
Menurut Riza, tahun ini, penyelenggaraan Star
Wars Weekend adalah yang ketiga kalinya di Indonesia. Tahun ini, kata dia,
panitia menargetkan seribu hingga 1200 pengunjung, setelah tahun sebelumnya
sukses dihadiri lebih dari 800 orang.
“Star Wars”, dari Film ke Budaya Pop
Foto: magz.shoutnet.co |
Bermula dari sebuah film, Star Wars kini
menjadi salah satu budaya populer yang mendunia. Sejak pertama kali dirilis
pada 1977, Star Wars berhasil mendapat pengakuan sebagai salah satu tonggak
perfilman fiksi ilmiah. Saking gandrungnya banyak orang terhadap cerita
rekaan George Lucas tersebut, para penggemar membuat peringatan khusus bernama
Star Wars Day.
Star Wars Day yang jatuh setiap 4 Mei,
ditetapkan mengacu pada sejumlah momen bersejarah dalam perjalanan Star Wars.
Kini, Star Wars Day dirayakan di seluruh dunia, dimotori oleh
komunitas-komunitas penggemar, yang juga terorganisasi secara internasional. Di
Indonesia, akhir pekan di awal Mei 2014, Star Wars Day dirayakan di mal
Kuningan City, Jakarta Selatan, dengan tajuk Star Wars Weekend Jakarta 2014.
Star Wars adalah cerita peperangan
antarkelompok mahluk galaksi, yang berpusat pada pertentangan dua kubu, yakni
Galactic Empire yang ingin menguasai tatasurya, melawan Rebel Alliance,
kelompok yang bertekad mengembalikan perdamaian. Hingga kini, telah terbit enam
film Star Wars. Trilogi pertama, yang kemudian disebut original trilogy dirilis
berturut-turut pada 1977, 1980, dan 1983. Sementara trilogi kelanjutannya
diluncurkan pada 1999, 2002,dan 2005. Menyusul kesuksesan dua trilogi
sebelumnya, trilogi ketiga diberitakan sedang diproduksi, dan akan mulai
diluncurkan pada 2015 ini.
Menurut Aryo Gono, pegiat 501st Legion
Indonesia, komunitas penggemar Star Wars Indonesia yang terafiliasi secara
internasional, kisah Star Wars sebenarnya tak beda dengan kisah kepahlawanan
lainnya. Diceritakan, kubu baik melawan kubu jahat, dibumbui dengan
drama-drama, yang menurut Aryo, tak lebih dari opera sabun. Namun demikian, menurut
Aryo, yang istimewa adalah latar kisah tersebut yang berlangsung di luar
angkasa. “Ketika itu, konsep seperti ini untuk pertama kalinya diciptakan,”
ujar Aryo.
Bagi Aryo, yang sudah menggemari Star Wars
sejak 1980-an, imajinasi si pembuat (George Lucas) tetang kehidupan tatasurya
sangat orisinal. Tak heran, sejak kemuculannya, tema luar angkasa mulai
digemari secara populer, termasuk menginspirasi lahirnya film-film sejenis.
Orisinalitas juga mencakup karakter-karakter yang diciptakan, yang hingga kini
masih sangat ikonik. Sebut saja Darth Veder, Strormtrooper, atau robot C-3PO.
Aryo menceritakan, komunitas 501st Legion,
berfokus pada minat kreasi dan apresiasi kostum Star Wars. Diceritakan Aryo,
anggota 501st Legion berkreasi dengan cara mengimitasi semirip mungkin karakter
aslinya. Kadang, menurut dia, untuk membuat kostum yang bagus dan mirip,
diperlukan biaya yang tidak murah. Kostum Stormtrooper yang dia buat misalnya,
menghabiskan dana hingga Rp 7 juta. “Seperti halnya orang lain yang punya hobi,
ya, inilah hobi kami. Menerut kami, sih, uang yang dikeluarkan
tak seberapa kalau dibanding hobi golf, diving,
dan yang lainnya, yang lebih mahal,” ujar dia seraya tertawa.
Selain 501st legion, menurut Aryo, di
Indonesia masih ada sejumlah kelompok penggemar lainnya. Ia mencontohkan,
yang sedang booming di kalangan anak-anak muda perkotaan adalah
komunitas atraksi lightsaber, pedang sinar, senjata para jagoan di dalam
cerita Star Wars. Seperti kali itu, sejumlah komunitas lightsaber dijadwalkan
menunjukan atraksinya di atas panggung, berupa koreografi pertarungan.
Cat.: Tulisan ini, dengan suntingan editor, pernah terbit di Harian Republika, Mei 2014
Selamat Datang
Blog ini memuat sekumpulan karya jurnalistik yang saya buat. Tulisan-tulisan di blog ini [dengan suntingan editor] pernah terbit di Harian Republika.
Pos Populer
Arsip
-
▼
2015
(47)
-
▼
Maret
(22)
- Keroncong, Sejarah Panjang Akulturasi Budaya
- Surga Pewayangan Bernama Indonesia
- Mencuci Pakaian dari Zaman ke Zaman
- Ramai-Ramai Fotografi Jalanan
- Gandrung, Seni Tari Berbalut Mitologi
- Ragam Seni Lakon Petani
- Hip Hop, Kembang Api yang tak Pernah Padam
- Cara Fotografi Menggugat Peradaban Kota
- Terpikat Pesona Golek Pesisiran
- Jawa dalam Peta Teh Dunia
- Fin Komodo, Ketangguhan Mobil Patriotik
- Kopi Jawa di Takhta Dunia
- 100 Tahun Ismail Marzuki
- Kanvas Protes Yayak Yatmaka
- Menengok PDS HB Jassin, Sebuah Museum Sastra
- Ketika Mahluk Galaksi Hebohkan Jakarta
- Perjalanan Mudah dan Murah Ala Backpacker
- Mengudara ke Zaman Radio
- Tersenyum Bersama Barang Jadul
- Balada Ojek Ibu Kota
- Orang Manggil Saya ‘Ibrahim Belalang’
- Sabtu Sore di Taman Suropati
-
▼
Maret
(22)